Yaa, sekarang orang-orang sering menyebutnya dengan kata
“jomblo”. Bukan orang, lebih tepatnya remaja yang sering menggunakan kata-kata
itu untuk mendeskripsikan bahwa dirinya tengah tidak memiliki pasangan.
Kalian tau kenapa saya membahas masalah ini? Karena saya
single. Dan saya ingin berbagi bahwa hidup single itu tidak seburuk yang
dibayangkan.
Kita bahkan bisa lebih leluasa untuk melakukan apapun yang kita inginkan tanpa ada larangan yang membebankan kita. Contoh: Saat ingin pergi keluar membeli sesuatu untuk hal yang penting terkadang kita harus laporan dulu kepada pasangan? Dan ujung-ujungnya karena terbakar api cemburu dan takut untuk kehilanganmu dia tidak mengizinkanmu pergi. See, kalau kamu keras kepala bisa saja kamu mengajaknya berdebat dan akhirnya kalian putus. Bukankah masalah akan tercipta? Selain, kemungkinan tidak saling bertegur sapa lagi. Kemungkinan besar yang akan terjadi adalah kamu akan sedih karena kehilangannya. Benarkah saya? Kalau salah pun saya tidak bisa apa-apa. Karena saya hanya manusia biasa, rite?
Kita bahkan bisa lebih leluasa untuk melakukan apapun yang kita inginkan tanpa ada larangan yang membebankan kita. Contoh: Saat ingin pergi keluar membeli sesuatu untuk hal yang penting terkadang kita harus laporan dulu kepada pasangan? Dan ujung-ujungnya karena terbakar api cemburu dan takut untuk kehilanganmu dia tidak mengizinkanmu pergi. See, kalau kamu keras kepala bisa saja kamu mengajaknya berdebat dan akhirnya kalian putus. Bukankah masalah akan tercipta? Selain, kemungkinan tidak saling bertegur sapa lagi. Kemungkinan besar yang akan terjadi adalah kamu akan sedih karena kehilangannya. Benarkah saya? Kalau salah pun saya tidak bisa apa-apa. Karena saya hanya manusia biasa, rite?
Sekarang di kehidupan anak remaja dibawah penglihatan saya
sekarang adalah mereka berlomba-lomba mendapatkan pasangan. Untuk apa? Dan
ternyata penelitian saya menjawab: Untuk mendapat gelar pacaran atau sekedar
terlepas dari kata jones (jomblo ngenes). Mengenaskan bukan? Dan jujur saya
benci hal itu! Karena ketika kau terlampau sering melakukan hal itu(re:
pacaran) bisa saja suatu saat bosan melandamu. Dan hal buruk yang akan terjadi
adalah kamu akan menjadi seseorang yang lesbian/guy. Semoga itu tidak akan
pernah terjadi, Aamiin. Berlebihankah saya? Tentu tidak. Saya sudah sering
melihat kejadian seperti ini. Dan ini sangat amat membuat saya lebih
berhati-hati untuk mencari pasangan. Itulah sebabnya selama 2 tahun ini saya
memiliki prinsip untuk sendiri dulu. Meskipun banyak cinta di luar sana. Dan
saya sebenernya juga menginginkan cinta itu. Hmm, lebih tepatnya “perhatian”
itu. Yaa, saya sangat amat haus akan perhatian dari laki-laki. Terlebih setelah
saya menjadi anak yatim. Bisa kalian fikir? Siapa lagi laki-laki yang akan
memperhatikan saya kalau tidak kekasih? Om?maybe. Tapi sialnya adalah saya
adalah perempuan yang sangat mudah trauma. Sekali saya disakiti saya akan
mengingatnya seumur hidup saya. Sebegitu pengingatnya saya? Tentu tidak
terkadang saya lebih sering lupa. Karena apa? Saya manusia biasa.
Next, saya ingin memberitahu anda juga bahwa kriteria calon
pasangan haruslah anda miliki. Kenapa? Jangan mau mendapat pasangan yang standar
(biasa-biasa saja). Tentunya anda menginginkan pasangan yang perfect bukan?
Tapi sayang di dunia ini tidaklah ada yang sempurna. Tapi ada dua kriteria yang
saya terapkan pada calon kekasih saya kelak. Dan semoga ini dapat memotivasi
anda yang membaca. Tak muluk-muluk. Hanya pintar dan sholeh. Saya memilih dua
criteria itu tentunya karena alasan yang sangat masuk akal. Pertama, “Pintar”.
Kalau pasangan kita pintar tentu dia akan tau apa saja yang pantas dilakukan
saat pacaran dan dia akan menerapkan pacaran yang sehat dan juga dia akan bisa
membedakan masalah pribadi dan bersama banyak hal positif yang akan kita dapat
apabila memiliki pasangan yang pintar. Tapi, ada satu hal yang mungkin akan
tidak anda sukai. Karena biasanya orang pintar cepat membaca situasi dan
suasana saat anda berbohong oleh sebab itu anda tidak mungkin bisa
menyembunyikan satu hal pun darinya. Dan mengenai criteria kedua yaitu “Sholeh”
tentunya dengan sikap pasangan yang sholeh ini dapat membimbing anda ke jalan
yang benar dan insya Allah tidak akan menyesatkan anda. Nah, sudah jelas bukan
penjelasan saya tentang kenapa saya memiliki 2 kriteria itu. Dan apakah kalian
tau kenapa saya tidak menyebutkan criteria tampan? Menurut saya tampan hanyalah
sebuah bonus. Jika dia telah memiliki 2 kriteria yang saya inginkan itu maka
bagaimanapun rupa wajahnya maka akan terlihat tampan di mata saya.
Bagi kalian yang single jangan berkecil hati. Percayalah, di
balik semua ini sebenarnya Tuhan sedang menulis cerita cinta yang sangat indah
dan panjang untukmu? Karena apa? Karena kamu manusia yang hebat! Salam single J
0 komentar:
Posting Komentar